BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari
yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu, yang sangat kecil sampai yang berupa
jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti ikan paus yang panjangnya
lebih dari sepuluh meter.
Jumlah dan keanekaragaman jenis biota yang hidup
dilaut sangat menakjubkan.meski banyak yang telah diketahui tapi masih banyak
pula ilmuwan menemukan jenis – jenis baru dalam laut. terutama di pulau – pulau
kecil yang belum terjamah oleh manusia. Dilaut terdapat makhluk dari yang
berupa jasad renik sampai yang berukuran sangat besar.
Kita disini perlu
juga mengetahui beberapa jenis hewan laut yang berada dalam wilayah dan
kedalaman tertentu serta bagaimana pola hidupnya. Hal ini diperlukan selain agar
kita memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang kehidupan di air, juga dapat
memacu kita agar menjaga ekosistem dengan baik karena pada dasarnya semua yang
merupakan system yang kompleks dan sulit untuk dipisahkan. Jadi ketika salah
satu komponen ekosistem rusak atau hilang maka siklus dalam ekosistem akan
terputus dan berantakan.dari uraian di atas menjadi latar belakang untuk
mengetahui atau mempelajari lebih lanjut tentang Zooplankton, Nekton dan
Neutron.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini yaitu :
1.
Apa pengertian dari
Zooplankton?
2.
Apa pengertian dari
Nekton?
3.
Apa pengertian dari
neuston?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui Apa
itu Zooplankton.
2.
Untuk mengetahui Apa
itu Nekton.
3.
Untuk mengetahui Apa
itu Neuston.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Zooplankton
Pengertian Zooplankton
Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat
beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili
hampir seluruh filum hewan. Zooplankton memiliki ukuran yang lebih besar dari
fitoplankton .Effendi (1997) membagi ukuran zooplankton dengan ketentuan
khusus, yaitu makrozooplankton yang berukuran lebih besar dari 2 cm, dan
mesozooplankton yang berukuran 200 – 20.000 m. Larva ikan maupun ikan-ikan muda
yang bersifat planktonik disebut ichtyoplankton umumnya berukuran besar.
Umumnya zooplankton mempunyai alat gerak seperti flagel, cilia atau kaki
renang, namun tidak dapat melawan pergerakan air.
Komposisi dan Kelimpahan Zooplankton Komposisi jenis zooplankton sangat
bervariasi di berbagai wilayah laut. Bagian terbesar dari organisme zooplankton
adalah anggota filum Arthropoda dan hampir semuanya termasuk kelas Crustacea.
Holoplankton yang paling umum ditemukan di laut adalah Copepoda. Copepoda
merupakan zooplankton yang mendominasi di semua laut dan samudera, serta merupakan
herbivora utama dalam perairan-perairan bahari dan memiliki kemampuan
menentukan bentuk kurva populasi fitoplankton. Copepoda berperan sebagai mata
rantai yang amat penting antara produksi primer fitoplankton dengan para
karnivora besar dan kecil. Crustacea merupakan jenis zooplankton yang
terpenting bagi ikan-ikan, baik di perairan tawar maupun di perairan laut.
Diantara anggota filum Arthropoda, hanya Crustacea yang dapat hidup sebagai
plankton dalam perairan. kelimpahan zooplankton sangat ditentukan oleh adanya
fitoplankton, karena fitoplankton merupakan makanan bagi zooplankton.mengemukakan
bahwa di perairan fitoplankton mempunyai peranan sebagai produsen yang
merupakan sumber energi bagi kehidupan organisme lainnya. kepadatan zooplankton
sangat tergantung pada kepadatan fitoplankton, karena fitoplankton adalah
makanan bagi zooplankton, dengan demikian kuantitas atau kelimpahan zooplankton
akan tinggi di perairan yang tinggi kandungan fitoplanktonnya.
Zooplankton merupakan organisme penting dalam proses pemanfaatan dan
pemindahan energi karena merupakan penghubung antara produsen dengan
hewan-hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Dengan demikian populasi
yang tinggi dari zooplankton hanya mungkin dicapai bila jumlah fitoplankton
tinggi. Namun dalam kenyataannya tidak selalu benar dimana seringkali dijumpai
kandungan zooplankton yang rendah meskipun kandungan fitoplankton sangat
tinggi. Hal ini dapat diterangkan dengan adanya “The Theory of Differential
Growth Rate” (Teori Perbedaan Kecepatan Tumbuh) yang dikemukakan oleh Steeman
dan Nielsen (1973) yang menyebutkan bahwa pertumbuhan zooplankton tergantung
pada fitoplankton tetapi karena pertumbuhannya lebih lambat dari fitoplankton
maka populasi maksimum zooplankton akan tercapai beberapa waktu setelah
populasi maksimum fitoplankton berlalu.Selain itu terdapat pula teori yang
menerangkan terjadinya hubungan terbalik antara zooplankton dan fitoplankton,
teori ini dikenal dengan “Theory of Grazing” yaitu dimakannya fitoplankton oleh
zooplankton yang dikemukakan oleh Harvey et. al (1935). Bila populasi
zooplankton meningkat, pemangsaan fitoplankton akan sedemikian cepatnya
sehingga fitoplankton tidak sempat membelah diri, jika jumlah zooplankton
menurun dan menjadi sedikit maka hal ini memberi kesempatan kepada fitoplankton
untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga menghasilkan konsentrasi yang tinggi.
Distribusi Zooplankton Penyebaran fitoplankton lebih merata dibandingkan
dengan penyebaran zooplankton. Zooplankton berupaya ke arah mendatar dan tegak
mengikuti kelompok fitoplankton dan jika sudah mencapai tingkat kepedatan
tertentu perkembangan zooplankton akan berkurang sedangkan fitoplankton
bertambah.Zooplankton melakukan migrasi secara vertikal. Migrasi vertikal ialah
migrasi harian yang dilakukan oleh organisme zooplankton tertentu ke arah dasar
laut pada siang hari dan ke arah permukaan laut pada malam hari. Rangsangan
utama yang mengakibatkan terjadinya migrasi vertikal harian pada zooplankton
adalah cahaya. Cahaya mengakibatkan respon negatif bagi para migran, mereka
bergerak menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan meningkat.
Sebaliknya mereka akan bergerak ke arah permukaan laut bila intensitas cahaya
di permukaan menurun (Prasad, 1956).Pola yang umum tampak adalah bahwa
zooplankton terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan
menjelang dini hari dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke dalam. Dengan
meningkatnya intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton bergerak lebih
ke dalam menjauhi permukaan laut dan biasanya mempertahankan posisinya pada
kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu.
Di tengah hari atau ketika intensitas cahaya matahari maksimal, zooplankton
berada pada kedalaman paling jauh. Kemudian tatkala intensitas cahaya matahari
sepanjang sore hari menurun, zooplankton mulai bergerak ke arah permukaan laut
dan sampai di permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di
permukaan selama fajar belum tiba.Migrasi vertikal merupakan suatu fenomena
universal yang dilakukan oleh zooplankton tertentu. Perangsang utama yaitu
cahaya, namun perangsang ini dapat dimodifikasi oleh faktor lain seperti suhu.
Beberapa alasan zooplankton melakukan migrasi vertikal ialah
(1) untuk menghindari
pemangsaan oleh para predator yang mendeteksi mangsa secara visual;
(2) untuk mengubah
posisi dalam kolom air; dan
(3) sebagai mekanisme
untuk meningkatkan produksi dan menghemat energi (Nybakken, 1992).
Peranan Zooplankton
Zooplankton yang meliputi semua hewan
yang umumnya renik adalah bersifat herbivora yang memakan fitoplankton. Hampir
seluruh zooplankton sangat tergantung pada fitoplankton dan pada trophic level
zooplankton menempati tingkat kedua setelah fitoplankton.Dalam rantai makanan,
fitoplankton dimakan oleh hewan herbivora yang merupakan konsumen pertama.
Konsumen pertama ini pada umumnya berupa zooplankton yang kemudian dimangsa
pula oleh oleh hewan karnivora yang lebih besar sebagai konsumen kedua.
Demikianlah seterusnya rangkaian karnivora memangsa karnivora lain.Sebagai
herbivora primer di ekosistem perairan, peranan zooplankton sangat penting
artinya karena dapat mengontrol kelimpahan fitoplankton. Dengan demikian
zooplankton berperan sebagai mata rantai antara produsen primer dengan
karnivora besar dan kecil. Struktur komunitas dan pola penyebaran zooplankton
dapat dijadikan sebagai salah satu indikator biologi dalam menentukan perubahan
kondisi perairan. Indeks Keanekaragaman Indeks keanekaragaman atau “Diversity Index”
diartikan sebagai suatu gambaran secara matematik yang melukiskan struktur
informasi-informasi mengenai jumlah spesies suatu organisme. Indeks
keanekaragaman akan mempermudah dalam menganalisis informasi-informasi mengenai
jumlah individu dan jumlah spesies suatu organisme. Suatu cara yang paling
sederhana untuk menyatakan indeks keanekaragaman yaitu dengan menentukan
persentase komposisi dari spesies di dalam sampel. Semakin banyak spesies yang
terdapat dalam suatu sampel, semakin besar keanekaragaman, meskipun harga ini
juga sangat tergantung dari jumlah total individu masing-masing spesies.
Kehidupan organisme dalam air sangat
tergantung pada kualitas air setempat, sehingga baik tumbuhan maupun hewan yang
termasuk dalam ekosistem perairan secara langsung maupun tidak langsung dapat
dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia airnya. Faktor abiotik seperti cahaya,
suhu, kecerahan, salinitas dan ketersediaan unsur-unsur hara sangat menentukan
kelimpahan plankton sebagai salah satu komponen biotik di dalam perairan
Macam-macam
zooplankton yang bisa di budidayakan
BudidayaZooplakton
Adapun beberapa
glongan dari zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami dan perlu
dibudidayakan sebagai pakan alami burayak diantaranya adalah :
1.udidaya Infusoria
Infusoria adalah salah
satu kelas dari philum Protozoa. Dalam kelas Infusoria ini kita mengenal
subkelas Ciliata, yaitu kelompok hewan-hewan bersel satu yang berbulu getar
(silia). Beberapa jenis Ciliata yang sering kita dengar adalahParamaecium caudatum, Colpoda cicullus,
Didinium nasutum, dan colpidium
campylum.
Infusoria umumnya
hidup di air tawar, misalnya di sawah-sawah yang banyak jeraminya.Namun ada
juga diantaranya yang hidup di air laut. Makananya terdiri dari bakteri,
protozoa lain yang lebih kecil, ganggang renik, ragi dan detritus yang halus.
Oleh karena itu Infusoria biasanya menghuni perairan-peraiaran yang tercemar,
yang sedang mengalami proses pembusukan yang berat.
Paramecium relatif
berukuran besar (80 – 350 mikron). Dengan mata telanjang nampak seperti bintik
putih yang berrgerak-gerak. Bentuknya yang mirip sandal sehingga banyak yang
menyebutnya binatang sandal. Seluruh permukaan tubuhnya berbulu getar dan
dipakai juga sebagai alat gerak, muluitnya berupa lekukan yang terletak pada
ujung tubuh yang lancip.
Colpoda tubuhnya
sedikit pipih, cembung pada bagian punggung dan datar pada bagian perut. Lubang
mulut sel mengrah ke depan dengan dikelilingi bulu getar. Didinium berbentuk
agak bulat panjang, dengan bulu getar tersusun dalam rangkaian. Ujung depan
tubuhnya mempunyai bangunan seperti krucit yang menonjol. Sedangkan Colpidium
berbentuk lonjong dengan lubang mulut sel terletak ditengah-tengah tubuh.
Untuk pengembangbiakan
bibit Infusoria (khususnya Ciliata) dapat di jumpai di alam, dengan cara
menggunakan pipet panjang, beujung halus dan berbola penyedot yang besar.
Karena Infisoria suka bereang –renang bebas di antara akar-akar tanaman air
(seperti Teratai dan Eceng gondok), lagi pula ia tidak suka terhadap sinar
matahari langsung.
Dengan alat tersebut
kita meyedot air langsung pada sarangnya. Air yang telah disedot ditampung
dibotol dan diamati di mikroskop apakah terdapat bibit Infusoria atau tidak.
Untuk mempermudah pengamatan Ciliata
yang bergerak lincah perlu dihambat dengan serabut kapas, serabut kertas lensa,
agar-agar, selatin, atau tragakan. Selain itu dapat juga digunakan metil
selulose (10 g metil selulose dalam 90 ml air suling). Apabila kita
sudahmendapatkan bibitnya selanjutnya dapat kita tularkan dalam media
panangkaran.
Untuk penangkaran
bibit tersebut, kita dapat menggunakan air rebusan jerami. Media tersebut
dibuat dengan merebus 70 g jerami kering yang telah dipotong kedalam air suling
selama 15 menit. Setelah dingin kita saring dan diencerkan dengan air suling
lagi sampai volume 1,5 L.
Selain air rebusan
jerami, kita juga dapat menggunkan media lain seperti air rebusan kacang
panjang, air rebusan kecambah, air rebusan daun selada, atau air beras.
Setelah kita
mengetahui media dan bibitnya, maka media yang telah kita buat diencerkan lagi
dari 10 ml ke 100 ml kemudian dituangkan ke cawan petri dan bibit Ciliata yang
sudah ada kita masukan. Cawan petri ditutup dengan kain sutra dan disimpan
ditempat yang gelap dengan suhu berkisar 280 C. Setelah 1-2 minggu
biasanya bibit telah berkembang menjadi banyak.
Ciliata yang sudah
banyak inilah yang kita gunakan sebagai pakan dari burayak-burayak ikan yang
kita pelihara, terutama burayak yang sedang beralih makanan dari fitoplankton
ke zooplanktone. Apabila medium bididaya sampai berbau busuk, maka perlu
penggantian air. Air yang lama kita buang perlahan dengan selang secara
bertahap, yang kemudian kita masukan air baru dengan menggunakan selang juga,
sampai volumenya kembali seperti volume awal.
2.Budidaya Brachionus
Branchionus adalah
hewan renik panktonik termasuk dalam philum Trochelminthes, kelas Rotatoria
(rotifera) subkelas Monogononta, ordo Notomatida, subordo Hydatinia, family
Branchiodae. Beberapa jenis yang kita kenal antara lain adalah Brannchionus plicatilis, B. pala, B. angularis,
B. mollis, B. kuadratis, dan B.
puncatus.
Ukuran tubuhnya antara 50-300 mikron
dengan struktur tubuh yang sangat sederhana. Ciri khas yang digunakan untuk
penaman Rotatoria atau Rotifera adalah terdapatnya suatu bangunan yang disebut
korona. Korona ini bentuknya bulat dan berbulu getar, yang memberikan gambaran
seperti sebuah roda, sehingga dinamakan Rotifera.
Secara alami
Branchionus suka memakan jasad-jasad renik yang lebih kecil dari pada dirinya.
Antara jenis jantan dan betina terdapat perbedaan bentuk yang menylok, dimana
yang jantan ukurannya lebih kecil dari betina. Perkembangbiakan secara
partenogenesis dan dalam 8-12 hari dapat menghasilkan sebanyak 5 butir telur.
Hewan ini dapat
ditemukan diperairan tawar, payau,atau laut yaitu tergantung jenisnya.
Penangkapan hewan ini bisa menggunakan plankton net. Setelah didapat kita
tempatkan pada tempat pembibitan agar menjadi banyak. Tempat pembibitan kita
buat dari air rebusan kotoran kuda atau pupuk kandang lainnya. Mula-mula kita
rebus 800 gr kotoran kuda kering kedalam 1 L air. Setelah mendidih selama 1 jam
kita dinginkan dan disaring. Air saringan kita encerkan dengan air hujan yang
telah di rebus dengan volume dua kali lipat rebusan kotoran kuda. Media yang
sudah jadi kita masukkan kebotol ukuran 1 galon dan kita tulari bibit protozoa
dan ganggang renik sebagai pakan Branchionus, seelah 7 hari baru kita masukkan
bibit Branchionus. Biasanya bibit akan berkembang baik setelah mencapai waktu
1-2 minggu.
Cara lain untuk
pembibitan yaitu dengan cara menenmpatkannya kedalam medium air hijau (green
water) yang sudah terdapat fitoplanktonnya (Chlorella dan Tetraselmis). Setelah
beberapa hari maka akan berkambang menjadi lebih banyak dan siap digunakan
sebagai pakan burayak.
.
3.Budidaya Kutu Air
Kutu air termasuk
dalam udang-udangan renik berfilum Arthopoda, kelas Crustacea, subkelas
Entomostraca, ordo Phylopoda, subordo Cladocera. Contoh yang terkenal adalah Moina (100-1000 mkron) dan Daphnia (1000-5000 mikron). Diantara
udang-udangan lainnya, kutu air termasuk yang paling primitif.
Ciri umumnya adalah
bentuknya gepeng dari samping kesampaing. Dinding tubuh membentuk lipatan yang
menutupi bagian tubuh pada kedua belah sisinya, sehingga nampak seperti
kerang-kerangan. Diatas tubuh bagian belakang pada cangkang membentuk kantong
yang berfungsi untuk tempat penmpungan dan perkembangan telurnya.
Kutu air (khususnya Moina dan Daphnia) hidup
pada air tawar, jarang yang hidupnya di laut yaitu Podon dan Evadne.
Makananya berupa tumbuh-tumbuhan renik dan detritus dengan cara menggerakkan
kaki-kakinya yang pipih. Gerakan tersebut menimbulkan arus yang membawa makanan
sampai dekat mulutnya.
Hewan ini biasa hidup
pada suhu 22-3o C dengan pH 6,6 – 7,4. Umur biota ini dapat mencapai
30 hari dan setiap 2 hari sekali beranak yang kurang lebih jumlanya 33 ekor
untuk Moina sedangkan Untuk Daphnia hanya sampai 12 hari dimana
setiap 1-2 hari bisa beranak sampai 29 ekor.
Untuk mendapatkan
bibit, kita bisa membelinya pada peternak kutu air yang sekarang sudah
diperjual belikan. Biasanya pada Balai Budidaya dan Panti pembenihan udang dan
ikan.
Untuk mengamati ada
tidaknya bibit disuatu perairan, bisa menggunakan lempengan putih yang kita
benamkan ke air. Dengan latar belakang putih, kutu air akan tampak seperti
kumpulan awan. Pengamatan akan lebih mudah jika kita mengamatinya pada pagi
hari yang cerah. Bibit kemudian ditempatkan pada media penangkarang yang
terbuat dari air tawar yang sudah dimasukkan potongn jerami kering dan pupuk
kandang masing-masing 0.2 kg/m2 tapi ditunggu setalah berwarna
kecoklat-coklatan yang mengindikassikan fitoplankton sudah tumbuh pada media
tersebut sebagai pakannya.
Penangkapan bibit harus pagi- pagi
dengan peralatan sebuah seser terbaut dari kain saringan plankton. Garis tengah
seser 20-25 cm bertangkai 2 m. Pengamatan kita lakukan disekitar kayu-kayu
terapung, tunggul pohon atau tanaman yang sedang membusuk. Setelah kita
menemukan tempat hidupnya, kita harus segera menangguknya dengan seser. Pada
waktu menagguk, kita lakukan sambil membuat olakan sehingga kutu air yang
berada dibawah akan naik keatas.
Hasil tangkapan
ditempatkan pada ember berisi air tawar 20 L, karena kutu air sensitif terhadap
panas maka kita perlu sedia es batu sebagai pendinginnya. Wadah ditutup dan
pada tutupnya diberi lubang-lubang.
Bibit yang kita tangkap segera kita
masukkan ke bak penangkaran yang telah kita sediakan. Secara berkala (1-2 kali
dalam seminggu) air medianya kita pupuk lagi dengan pupuk kandang dengan ukuran
yang sama seperti waktu pertama. Apabila kepadatan sudah mencapai 4000 ekor /
L, maka kita sudah dapat memanennya yang biasanya dicapai antara 7-10 hari.
Apabila hasil panen kita banyak sehingga tdak habis sekali pakai, maka kita
bisa menyimpannya pada lemari es “freezer” bukan refrigerator.
4.Budidaya Artemia
Artemia atau “Brine
Shrimp” adalah sejenis udang-udangan primitif yang termasuk dalam philum
Anthropoda, kelas Crustacea, subkelas Branchiopoda, ordo Anastroca, famili
Artemiidae. Hewan ini hidup planktonik pada perairan berkadar garam tinggi ( antara
15-300 permil). Suhu yang dikehendakipun tinggi (antara 25-30o C)
degan oksigen terlarut sekitar 3 mg/Ldan pH antara 7,3 – 8,4.
Artemia dewasa mampu
mencapai panjang 1-2 cm dengan berat sekitar 10 mg. Anaknya yang baru menetas
(nauplius instar 1) panjangnya mencapai 0,4 mm dengan berat sekitar 15
mikrogram. Secara alami makanannya berupa detritus, ragi laut, bakteri,
ganggang renik dan biota lainnya yang ukurannya50 mikron kebawah.
Perkembangbiakan dengan biseksual dan
partenogenesis. Perkembangan pada jenis biseksual harus melalui perkawainan
antara betina jantan. Pada kedua jenis perkembangbiakan tersebut bisa terjadi
ovovivipar maupun ovipar.
Ovoviviparitas biasaya
terjadi pada keadaan lingkungan yang cukup baik dengan kadar garam kurang lebih
150 permil dengan kandungan oksigen yang cukup baik. Sedangkan oviparitas
terjadi apabila keadaan lingkungan nya buruk. Telur yang bercangkang tebal itu
memang disiapkan untuk keadaan lingkungan yang buruk, bahkan juga kekeringan.
Sementara itu embrio yangberada dalam cangkang beristirahat (diapauze), jika kaeadaan sudah menjadi
baik kembali maka telur akan menetas menjadi burayak, yang selanjutnya akan
hidup normal seperti biasa.
Artemia dewasa dapat
hidup hingga 6 bulan, sementara induk- induk betinanya akan beranak atau
bertelur setiap 4-5 hari sekali. Setiap kali dapat menghasilkan 50-300 ekor
anak atau telur. Anak-anak Artemia akan menjadi dewasa setelah berumur 14 hari.
Setelah Artemia meninggalkan sejumlah
telur, sementara itu keadaan lingkungan tetap saja memburuk maka Artemia rela
untuk mati. Tetapi jenis Artemia tidak akan punah karean apabila lingkungan
sudah membaik kembali, telur-telur itu akan beramai-ramai untuk menjadi
induvidu baru.
Untuk mendapatkan
bibit artemia, kita dapat membeli bibit berupa kista (telur artemia) yang
diawetkan di kaleng. Dewasa ini yang sering berkembang di indonesia adalah
telur Artemia merk Greatwall dari
Cina yang merupakan jenis partenogenesis dan merk Bio Marine dari Great
Salt Lake yang merupakan jenis biseksual dari Amerika.
Apabila kita telah
mendapatkantelurnya, tahap untuk mendapatkan bibit yaitu kita harus menetaskan
telur tersebut terlebih dahulu secara khusus. Anaknya yang baru menetas
(nauplius) akan dijadikan sebagai sebagai bibit untuk penebaran.
Untuk menetaskan
Artemia kita perlu wadah bening dan dengan alas (dasar) berbentuk krucut,
sedangkan ukurannya boleh bermacam-macam mulai dari kapsits 3 L sampai 75
liter. Dengan media air laut biasa (kadar garam kurang lebih 30 permil), jumlah
kepadatan telur yang kita tetaskan antara 5-7 g/L. Dengan suhu 25-30o C
sedangkan kadar oksigennya harus lebih dari 2 mg/L. Oleh karena itu medianya
harus kita udarai, baik dengan blower, kompresorataupun aerator yang
disambungkan dengan selang plastik dan tidak usah menggunakan batu aerasi
dengan pengudaraan secukupnya saja. Selain untuk aerator, aliran udara tesebut
juga berfungsi untuk mengaduk telur artemia yang berada dibawah agar tersebar
merata.
Untuk merangsang
proses penetasan kita gunakan lampu TL untuk pencahayaanyang di tempatkan
disamping wadah dengan pencahayaan sekitar 1.000 luks. Dalam waktu 24-36 jam
setalah pemasukan telur, biasanya telur-telur itu sudah menetas menjadi anak
artemia (nauplius). Selagi burayak masih belum perlu makan (kurang dari 24 jam
sesudah menetas), harus kita tangkap. Sebelum penangkapan, pengudaraan harus
dimatikan terlebih dahulu. Kemudian bagian atas wadah penetasan kita tutup
dengn kain atau plastik hitam, sedangkan bagian bawahnya kita sinari. Setelah
itu kita tunggu 5-10 menit.
Dengan cara demkian, maka cangkang
telurnya yang telah kosong akan mengapung ke permukaan, sedangkan anak Artemia
akan mengumpul ke bawah, karena tertarik dengan pencahayaan. Selanjutnya anak
artemia kita sedot dan kita tampung agardan kita cuci (rendam) agar kotoran
hilang. Anak Artemia yang sudah bersih itulah yang akan dijadikan sebagai bibit
pada Budidaya massal.
B.
Nekton
Pengertian
Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam
kolom air, baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan
oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang
artinya berenang. yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional
morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut
Nektology. Orangnya disebut Nektologist.
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi
perhatian manusia karena nilai ekonominya yang besar dan menjadi sumber makanan.
Kelompok ini kurang beraneka-ragam dibandingkan dengan dua kelompok lain, yakni
plankton dan bentos. Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri
ke sana ke mari seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu,
ular, dan hewan menyusui laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata.Sotong dan
cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada
tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang
tergolong nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme
yang mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung
pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka
dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri. Salah satu
karateristik nekton adalah kemampuan bergerak dengan cepat (capability of fast
motion). Nekton mempunyai panjang dari beberapa centimeters sampai 30 meter.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak
sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut,
cumi-cumi dan lain-lain.
Makanan nekton
umumnya berupa plankton. Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat
bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan
bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas
dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan
Karakteristik
Nekton
Karakteristik
dari nekton yaitu :
1.Organisme yang dapat bergerak atau
berenang dengan keinginan sendiri.
2.Organisme konsumer di daerah pelagik,
aktif berenang umumnya invertebrata.
3.Memiliki masa hidup lebih panjang
daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
4.Migrasi biasanya berkaitan dengan
siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari feedingground ke breeding ground
(ribuan kilometer)
Klasifikasi
Nekton
Nekton
(hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
1. Vertebrata,
bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau
tulang rawan.
2.
Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3. Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan
kepiting.
3.Neuston
Neuston adalah istilah organisme yang
mengapung di atas air (epineuston), atau tinggal tepat di bawah permukaan
(hyponeuston). Neuston terkadang hanya mengandalkan tegangan permukaan air
untuk mempertahankan posisinya menyapung di atas permukaan air. Neuston terdiri
dari beberapa jenis ikan yang senang hidup di atas permukaan air seperti ikan
terbang. Contoh lain dari neuston yaitu protozoa,bakteri dan serangga air.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Zooplankton merupakan
anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari
bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan
2. Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam
kolom air, baik di perairan tawar maupun laut.
3.
Neuston adalah istilah
organisme yang mengapung di atas air (epineuston), atau tinggal tepat di bawah
permukaan (hyponeuston). Neuston terkadang hanya mengandalkan tegangan
permukaan air untuk mempertahankan posisinya menyapung di atas permukaan air.
B.Saran
Kita sebagai seorang
mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya banyak sekali yang dapat dipelajari
dari sebuah kumpulan organisme seperti zooplankton, nekton dan neuston ini.
Pengkajian mengenai organisme ini sangat perlu bagi kelangsungan kehidupan perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwirastina,
Mirna. 2011. PENGAMATAN ZOOPLANKTON DI SUNGAI
Handayani, Sri dan Mufti P.
Patria. 2005. KOMUNITAS ZOOPLANKTONDI
PERAlRAN WADUK
KRENCENG, CILEGON, HANTEN.
FakultasBiologi,
UniversitasNasional, Jakarta SIAK,INDRA PURA
BAGIAN HILIR
RIAU, PEKANBARU.
Jusadi, Dedi. 2003. BUDIDAYA
PAKAN ALAMI. DIREKTORAT
PENDIDIKAN
MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH DEPARTEMEN
PENDIDIKAN
NASIONAL : Jakarta.
Nybakken, James W.1992.Biologi Laut. Jakarta: Gramedia
Sudirman dan Achmar Mallawa.2002.Teknik Penangkapan
Ikan. Jakarta : Rineka
Cipta
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar